Proses Pengolahan Gula Aren Berbahan Air Nira Pohon Enau

 


Siapa yang tak menyukai gula merah? Gula aren yang lezat ini terbuat dari air nira yang diambil dari pohon enau. Ayo, ikuti petualangan menarik kami untuk melihat bagaimana air nira enau dikumpulkan dan diolah menjadi gula aren yang lezat.

Proses pengambilan nira dimulai dengan lembut mengetuk tangkai tandan bunga dari pangkal pohon ke arah tandan bunga. Selama sebulan atau sampai bunga-bunga berguguran, proses ini dilakukan dua kali dalam seminggu pada minggu pertama. Kemudian, dilakukan sekali dalam seminggu sampai semua tandan bunga berguguran. Tujuannya adalah membuka pori-pori atau jalur air nira agar alirannya menjadi lancar dan deras.

Setiap sesi pemukulan diakhiri dengan mengayunkan tangkai bunga untuk meratakan nira dan memperlancar aliran. Proses ini berlangsung sekitar 30 menit, kemudian dilanjutkan dengan penyadapan, yaitu mengambil air nira dari pohon.

Pohon enau yang siap disadap ditandai dengan aroma harum yang tercium. Aroma tersebut berasal dari tandan bunga jantan yang tumbuh berdekatan dengan tandan bunga betina. Biasanya, pohon aren disadap dua kali sehari, pagi dan sore. Jumlah nira yang dihasilkan pada pagi hari lebih banyak daripada sore hari. Jumlah nira yang dapat dipanen bergantung pada kesuburan tanah dan perawatan pohon. Contohnya, apabila dalam sehari dapat menghasilkan 10 liter nira dari satu pohon, maka pada pagi hari akan menghasilkan 7 liter nira, tetapi sore hari hanya 3 liter.

Namun, perlu diingat bahwa nira mudah menjadi asam karena gula di dalamnya dapat difermentasi oleh bakteri. Untuk mencegah hal ini, para perajin gula merah menggunakan trik khusus. Mereka mencincang kayu nangka seberat 1 kg menjadi serpihan mirip keripik, lalu merendamnya dalam 1 liter air masak hingga berubah warna menjadi kecoklatan. Inilah rahasia agar nira tetap segar dan tidak asam.

Setelah nira terkumpul, tahap berikutnya adalah menyaringnya agar lebih bersih. Kemudian, nira siap dimasak. Nira tersebut direbus dalam wajan besar dengan api sedang. Nah, selama proses perebusan yang berlangsung sekitar 4 s.d 5 jam, cairan gula ini harus diaduk secara berkala, tergantung pada jenis tungku dan intensitas api. Lebih baik menggunakan tungku hemat bahan bakar dan wadah masak yang luas. Jangan lupa mengaduk nira secara teratur agar tidak terbakar dan gula tidak terasa pahit.

Ketika nira mendidih, buih-buih akan muncul. Untuk menghindari kelebihan buih, taburkan 2 butir daging buah kemiri yang telah dihaluskan ke dalam wajan. Atau, gunakan dua sendok minyak kelapa sebagai alternatif.

Jangan lupa untuk menghilangkan buih-buih yang muncul ketika nira mendidih. Ini penting agar gula yang dihasilkan nantinya keras dan tidak berwarna gelap. Setelah direbus cukup lama, cairan gula akan perlahan berubah menjadi coklat. Proses ini akan menghasilkan letupan-letupan kecil seperti magma.

Agar nira yang telah dimasak dapat dipastikan siap untuk proses pencetakan, ambil sedikit nira tersebut dan campurkan dengan air dingin. Jika nira langsung membeku, berarti gula merah siap dicetak. Cairan gula ini kemudian dituangkan ke dalam cetakan bambu atau batok kelapa.

Terakhir, gula aren yang sudah mengeras dalam cetakan perlu didiamkan semalam hingga dingin sebelum dibungkus. Hindari membungkus gula aren dalam keadaan panas karena dapat menyebabkan kelembaban dan memungkinkan pertumbuhan jamur.

Selamat menikmati kelezatan gula aren yang diciptakan dengan penuh kasih sayang! Dari proses pengambilan nira enau yang penuh perjuangan hingga proses pemasakan yang cermat, gula merah ini menjadi hidangan penutup yang tak tergantikan. Segeralah merasakan kelezatan gula aren ini dan hargailah setiap tetes air nira yang mengalir dari pohon enau ke dalam gula yang kita nikmati.

Baca juga: Cara Membuat Gula Aren Cair Yang Kental

LihatTutupKomentar